Perempuan Berdaya di Era Digital
Kesenjangan digital yang masih berbasis gender menjadi
tantangan bersama bagi semua pihak yang terlibat dalam media digital, terlebih
dialami oleh perempuan yang berada di wilayah pedesaan serta kelompok lanjut
usia. Ketimpangan
dalam pendidikan dan pelatihan teknologi juga menjadi perhatian kita semua,
dimana pelatihan yang dilaksanakan lebih menyasar laki-laki daripada perempuan
dengan anggapan bahwa laki-laki lebih menguasai teknologi. Padahal
Survei Indeks Literasi Digital Nasional 2021 menunjukkan bahwa persentase
perempuan yang menggunakan internet sebenarnya lebih tinggi daripada pria,
yaitu 56,6%. Angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan Indonesia telah
memiliki akses ke teknologi dan saat ini sedang bermigrasi dan bertransformasi
secara digital.
Sementara itu, dilihat dari sisi kompetensi literasi digital, perempuan berperan penting sebagai jendela akses informasi mulai dari pola pengasuhan anak serta pengawasan penggunaan teknologi di keluarga. Akibat yang mungkin timbul dari rendahnya literasi yang dimiliki oleh perempuan, khususnya ibu dapat mengakibatkan anak kecanduan gawai dan menjelajah informasi untuk orang dewasa. Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam bidang media digital dan harus memiliki kemampuan literasi digital agar terhindar dari berbagai masalah seperti kebocoran data pribadi, penipuan online, kekerasan seksual online dan juga berbagai keamanan digital lainya sehingga disini perempuan dapat mengambil alih peranan menjadi penjaga agar aman dirinya sendiri, keluarga dan orang lain.
Perempuan berperan dalam membentuk karakter bangsa. Mereka
dapat mengajak perempuan lain untuk menggunakan dan mengoptimalkan penggunaan
internet yang merupakan bagian dari kontribusi mereka terhadap pemberdayaan
perempuan baik di ranah pribadi maupun publik karena perempuan adalah sosok
yang unik dan multidimensi identitas. Perempuan tak hanya membangun dirinya dan
keluarga, tapi juga membangun masyarakat dan negara. Sebuah keluarga dan bangsa
akan menjadi kuat dan berdaya jika perempuan didalamnya juga kuat dan cerdas.
Oleh karena itu, perempuan harus adaptif terhadap informasi teknologi yang
semakin dinamis serta memanfaatkan peluang yang ada untuk mengaktualisasikan
diri dan berkontribusi dalam proses mewujudkan Indonesia Digital Nation
(bermartabat, berkeadilan, dan berdaya saing).
Perkembangan zaman yang semakin dinamis semakin menunjukan bahwa keberadaan perempuan sangat berperan baik dalam kehidupan bernegara, berbangsa maupun berumah tangga. Hadirnya revolusi industri 4.0 (era digtialisasi) telah menjadikan perempuan terbiasa dengan digitalisasi melalui kemauan dan semangat yang kuat untuk melek teknologi informasi.Tantangan perempuan di era digital bukan hanya dihadapi pada masa pandemi Covid-19, namun pada masa sebelum pandemi. Kehadiran digitalisasi menjadikan perempuan semakin andal dalam segala hal. Tidak sedikit perempuan di Indonesia yang melakukan aktivitas dengan memanfaatkan digital seperti jualan online (pakaian, kuliner, kosmetik, cinderamata, aksesoris, produk kesehatan, peralatan rumah tangga dan sebagainya), ojek online, tutorial kecantikan dan memasak melalui kanal youtube, bahkan menjadi admin sebuah website.
Namun di masa pandemi, tantangan tersebut semakin terasa dan nyata, seperti belajar daring, sekolah daring, rapat daring, olahraga daring, seminar daring. Tidak sedikit perempuan yang menyandang status sebagai seorang ibu dengan anak yang masih sekolah turut membimbing anaknya untuk belajar daring melalui aplikasi yang telah di sediakan oleh pihak sekolah. Hal tersebut tentunya menjadi tugas tambahan seorang Ibu (perempuan) dalam mendampingi anak-anaknya menjalani rutinitas belajar daring demi sebuah kesuksesan untuk masa depan. Dalam hal ini, tentunya perempuan (ibu) sangat berperan penting bagi perkembangan pencapaian belajar anak-anaknya, namun tidak sedikit kendala yang dihadapi mulai dari menyesuaikan diri terhadap suatu aplikasi untuk dapat dipahami dan dijalani, namun kecerdasan perempuan dalam hal teknologi informasi telah terbukti di masa pandemi Covid-19 ini yaitu munculnya perempuan – perempuan yang andal di era digital.
Masa pandemi telah menggiring banyak perempuan untuk beralih menjadi serba digital atau bekerja secara daring seperti menjadi dosen, guru, pengajar secara daring, menjadi instruktur senam secara daring, memimpin rapat secara daring, mengajar kelas kecantikan secara daring, mengajar kursus memasak secara daring, mengaji secara daring, bahkan menyanyi pun secara daring dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan secara daring mungkin arisan daring. Namun bagi perempuan yang andal, era digital ataupun non digital tetap dapat melalukan aktivitas secara professional (selesai tepat waktu, disiplin, bertanggung jawab).
Emansipasi wanita telah menunjukan arti dari keberadaan
perempuan bagi bangsa, negara maupun rumah tangga, bahwa dari aspek pendidikan,
jabatan, kedudukan dan kesuksesan, perempuan pun mempunyai hak atas semua itu.
Zaman boleh berubah, begitupun dengan cara pandang dan pola pikir perempuan
harus berubah yang penting tidak melanggar aturan yang berlaku baik secara
hukum negara maupun hukum agama. Tidak sedikit perempuan di era digital menjadi
pimpinan rapat secara daring, menjadi pengajar secara daring, menjadi pelatih
secara daring, hal ini dikarenakan perempuan masa kini telah setara dengan
lawan jenisnya baik secara pendidikan, jabatan, kedudukan. Sehingga kesuksesan
yang diraih oleh perempuan di Indonesia pun menjadi kebanggaan bagi dirinya
maupun keluarganya bahkan negaranya.
Digitalisasi merupakan tantangan yang harus dinikmati, karena teknologi informasi semakin canggih, perkembangan zaman semakin dinamis, maka dari itu perempuan pun harus memiliki pola fikir dan cara pandang yang realistis, namun tetap kreatif dan produktif. Jika kembali mengingat perjuangan R.A Kartini dalam emansipasi wanita, maka Kartini – Kartini di masa pandemi yang terbukti sudah beradaptasi dengan teknologi informasi. Perempuan adalah mahluk yang andal karena sangat situasional termasuk bisa beradaptasi di era digital. Bagi seorang perempuan, tiada tantangan yang harus ditakuti, namun setiap tantangan harus dihadapi dan dinikmati. Tantangan digital hanyalah sebagian dari perjalanan peradaban dunia, namun tetap harus dihadapi demi segala hal yang dicintai. Mendampingi anak-anak belajar daring, sekolah daring itu pun merupakan pencapaian yang tinggi bagi perempuan, karena yang dibutuhkan untuk melek teknologi adalah kemauan dan semangat tidak selalu di ukur oleh latar belakang pendidikan teknologi informasi. Adanya kemauan dan semangat dari hati, itu sudah menjadi modal bagi perempuan Indonesia yang andal dalam menghadapi era digital.
Tuhan telah menganugerahi perempuan Indonesia melalui R.A
Kartini dengan emansipasi wanitanya. Jika habis gelap terbitlah terang, maka
habis pandemi tetaplah melek teknologi informasi. Karena era digital akan terus
mengalami dinamika, tentunya semakin canggih. Maka dari itu, sudah seharusnya
perempuan di Indonesia hebat dalam berpola fikir, hebat dalam cara pandang,
menjadikan digital bukan suatu tantangan tapi perubahan era yang harus
dihadapi, dinikmati dan dijalani. Tetap menjadi perempuan yang
andal di segala kondisi yang situasional. Maka dari itu, sudah seharusnya
perempuan di Indonesia hebat dalam berpola fikir, hebat dalam cara pandang,
menjadikan digital bukan suatu tantangan tapi perubahan era yang harus
dihadapi, dinikmati dan dijalani.
Sumber:
https://lan.go.id/?p=9994
https://diskominfo.bantenprov.go.id/post/perempuan-andal-di-era-digital
IDE LOMBA INFOGRAFIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar