Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama hampir setahun telah mengoyak segala sendi kehidupan. Salah satunya pendidikan. Peran guru di masa pandemi ini tentunya bertambah berat karena harus memutar otak agar pelaksanaan pembelajaran bisa berlangsung efektif. Satu hal yang paling utama bagi guru adalah menjaga dan memelihara motivasi dan suasana belajar siswa selama mereka belajar mandiri dari rumah. Ini menjadi tanggung jawab utama guru untuk merangsang keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran di tengah pandemi. Seperti yang penulis alami selama pelaksanaan PJJ, aneka inovasi dan kreativitas dengan memanfaatkan IT telah dilakukan dan berbagai variasi pembelajaran juga diterapkan. Akan tetapi, jika minim dukungan, motivasi dan bimbingan dari pendidik itu sendiri, pembelajaran yang efektif akan tidak tercapai secara optimal. Hal ini disebabkan siswa tidak terbiasa untuk menjadi pembelajar mandiri. Mereka masih perlu tuntunan dan bimbingan walaupun apa yang telah diberikan guru telah memiliki petunjuk yang jelas.
Dalam hal ini, guru memegang multi peran yakni sebagai pembelajar, motivator dan sekaligus konselor. Sebagai pembelajar tentunya sebagai pendidik dimasa pandemi harus punya komitmen yang tinggi untuk mempelajari ilmu-ilmu baru yang berbasis IT guna mendukung pelaksanaan PJJ, seperti dengan mengikuti berbagai seminar/pelatihan. Sebagai motivator, guru memiliki peran sentral untuk terus memacu semangat dan motivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Pemberian semangat dan motivasi selama melakukan pembelajaran jarak jauh akan meminimalisir tingkat kejenuhan siswa. Dan sebagai konselor, guru berperan membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya serta membantu mereka memahami dan menyadari akan tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. Ini berarti guru juga belajar berempati terhadap keadaan siswa, seperti misalnya siswa dengan keterbatasan ekonomi karena orang tuanya kehilangan mata pencaharian sejak Covid-19 melanda ataupun siswa yang bertempat tinggal yang jauh dari akses internet. Dari gambaran tersebut, guru/pendidik lebih dilatih untuk memahami kondisi dan karakteristik peserta didiknya sehingga ini akan menjadi acuan dalam pemilihan metode dan media pembelajaran selama PJJ berlangsung.
Penulis : Ni Made Wahyu Supraba Wathi, Guru bahasa Inggris, SMA Negeri 1 Kubu, Karangasem, Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar