Sabtu, 27 Februari 2021

Trik Ampuh Menjadi Guru Idola Kekinian


 

Ini adalah tulisan ke-26 dalam ajang Lomba Blog PGRI yang saya ikuti. Kali ini tema tulisan yang saya angkat seputar pengembangan diri seorang guru yang berujung pada peningkatan profesionalisme. Nuansa tulisan ini cukup berbeda dari sebelumnya karena tulisan ini merupakan sajian resume dari sebuah buku yang berjudul KIAT MENJADI GURU IDOLA SISWA ZAMAN NOW karya Made Agung Ari Yasa. Beliau adalah kolega saya di sekolah yang telah menjadi inspirator dan motivator saya dalam dunia kepenulisan. Pemikiran-pemikiran beliau yang inspiratif dituangkan dalam beberapa buku yang telah beliau terbitkan.

Buku tersebut diterbitkan tahun 2019 dan memuat 15 konten judul yang penuh dengan pandangan dan pengalaman beliau dalam karirnya sebagai seorang guru/pendidik. Dalam buku tersebut disajikan berbagai kiat yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkembangkan kemampuannya guna memenuhi tantangan pendidikan di jaman sekarang. Kiat guru untuk mampu mengelola diri sebelum membimbing siswa serta kewajiban guru yang tidak hanya sekedar mengajar akan terkupas secara tajam dalam buku ini. Ini bisa menjadi sumber referensi untuk mendidik dan mengajar siswa jaman sekarang yang pada akhirnya bisa menjadi idola bagi para siswa.

Jika ditelusuri lebih mendalam, banyak tuntutaan yang harus dipenuhi jika menyandang predikat sebagai guru profesional. Guru yang profesional harus selalu nemiliki kemauan dan komitmen yang kuat  untuk selalu belajar dan mengembangkan dirinya guna memenuhi tuntutan kekinian terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat. Guru harus siap menjadi agen perubahan yang memiliki mandat utama untuk mengubah mental generasi bangsa. Hal ini karena sesuai dengan arah kebijakan pemerintah untuk mengadakan revolusi mental agar tercapai generasi mendatang yang memiliki mentalitas yang kuat. Ini adalah salah satu trik atau strategi dimana guru harus mampu dan termotivasi untuk bermetamorfosis. Bermetamorfosis berarti guru melakukan perubahan dalam hal pengembangan diri sehingga berhak menyandang guru yang profesioanl.

Selanjutnya, untuk bisa menjadi sosok guru yang patut digugu dan ditiru, guru harus mampu memberikan contoh atau menjadi sosok panutan. Setiap tindakan guru harus mampu memberikan kesan sebagai tindakan yang baik yang patut ditiru. Terlarang bagi guru untuk menunjukkan tindakan yang tidak baik di hadapan siswa karena akan meracuni pemahaman tentang nilai moral yang baik yang patut dimiliki siswa. Intinya guru harus mampu menunjukkan karakter yang baik agar pendidikan karakter bisa tertanam pada siswa. Dengan demikian, akan terbentuk siswa yang berkarakter yang mampu mengolah pengetahuan moral dan perasaan moral yang dimiliki untuk menentukan tindakan moral yang benar. Guru juga hendaknya mampu menekan egoisme diri. Artinya jangan hanya menyalahkan siswa saat mereka tidak atau belum mengerti tentang pelajaran yang kita jelaskan. Guru hendaknya memahami kebutuhan dasar siswa yang sesuai dengan keinginan mereka saat belajar. Dengan kata lain, guru harus memahami gaya belajar siswa, selanjutnya merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif dengan mengedepankan penggunaan IT.

Guru juga harus benar-benar mampu memahami dan memainkan peran pelayanan terhadap siswa. Pelayanan yang dimaksud bukan "Pelanggan adalah Raja, tetapi melakukan pelayanan dalam hal mengajar dan mendidik. Guru hendaknya selalu berusaha membuat siswa merasa senang dan seolah-olah tidak sedang belajar di sekolah, tetapi belajat layaknya dengan keluarga sendiri. Hal ini juga berhubungan dengan pemahaman guru terhadap gaya belajar masing-masing siswa.

Trik selanjutnya agar menjadi guru idola kekinian yaitu jangan pernah berhenti belajar. Guru harus menjadi sosok pembelajar yang selalu ingin mempelajari sesuatu yang baru untuk mendukung profesionalismenya. Guru pada era ini, dituntut untuk terus melakukan pembelajaran diri. Guru harus belajar, belajar dan belajar. Guru tidak akan bisa menghindari perubahan dan tuntutan perkembanagn ilmu pengetahuan. Itikad dan komitmen guru untuk terus belajar harus ditumbuhkan. Inilah kunci untuk menyiapkan generasi emas bangsa yang siap mengikuti tantangan jaman.

Agar ingatan siswa terus melekat tentang pemahaman suatu materi, guru harus bisa mengajak siswa belajar lewat pengalaman. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif pada dasarnya bersumber dari bagaimana siswa mampu mengalami dan merasakan sendiri semua sensasi selama proses pembelajaran. Dalam hal ini guru perlu menggunakan model-model pembelajaran seperti Inquiry, Discovery, Project-Based Learning dan Problem solving. Selain itu, guru juga harus mampu berkomunikasi secara efektif. Ketika guru ingin membangun komunikasi dengan siswanya, maka apa yang dibicarakan guru harus dapat menimbulkan perasaan terkesan pada diri siswa. Untuk mampu memunculkan topik yang menarik bagi siswa dan memposisikan diri untuk menjadi pendengar yang baik, maka guru akan bisa berada di antara siswa. Guru inilah yang dianggap oleh siswanya sebagai guru yang bisa menerima segala ungkapan isi hati siswanya.

Guru juga harus bisa memberikan masukan/kritikan dengan tetap memperhatikan emosi siswanya. Misalnya, jangan pernah mengkritik siswa secara langsung di hadapan umum agar harga diri siswa terjaga. Kemudian, awali kritikan dengan kata atau pujian yang baik. Guru tidak boleh hanya memberikan koreksi tanpa dibarengi pemberian jawaban atau solusi. Selain memeberikan kritikan, guru juga perlu memberikan penghargaan kepada siswa. Guru harus mulai membiasakan diri untuk bermurah hati memberikan pujian kepada siswanya. Selain memberikan pujian, guru harus mulai juga membiasakan diri untuk berterima kasih atas apa yang telah siswa lakukan. Selain itu, guru juga harus bisa menumbuhkan perasaan bahwa siswa itu penting.

Terakhir, guru harus mampu menyajikan pembelajaran berbasis TIK. Guru harus sudah mulai bertransformasi menjadi sosok guru yang mamapu menggunakan TIK untuk pembelajaran. Dengan keberanian guru untuk mencoba memasuki dunia siswa lewat pemanfaatan TIK di dalam proses pembelajaran, maka siswa akan menemukan manfaat lain dari kesehariannya dengan smartphone. Dengan demikian, siswa akan betah mengikuti pembelajaran di kelas.

 

Referensi: 

Yasa, Made Agung Ari. 2019. Kiat Menjadi Guru Idola Siswa Zaman Now. Bandung: Tata Akbar.

 

Penulis : Ni Made Wahyu Supraba Wathi, Guru Bahasa Inggris, SMAN 1 Kubu, Karangasem, Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar