Jumat, 21 April 2023
Sabtu, 15 April 2023
Merancang Pembelajaran melalui AI (Artificial Intelligence)
Apa itu AI?
AI atau kependekan dari Artificial Intelligence (Inteligensi Buatan) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan komputer atau sistem komputer untuk melakukan tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. AI berfokus pada pengembangan teknologi yang dapat memungkinkan mesin atau sistem komputer untuk berpikir, belajar, dan berperilaku seperti manusia.
AI bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu AI yang lemah (weak AI) dan AI yang kuat (strong AI). AI yang lemah dirancang untuk menjalankan tugas-tugas spesifik yang terbatas, misalnya sistem klasifikasi gambar, asisten virtual seperti Siri atau Google Assistant, atau algoritma rekomendasi dalam platform streaming musik atau video. Sedangkan AI yang kuat adalah jenis AI yang memiliki kemampuan untuk berpikir secara mandiri, memahami konteks, dan mengambil keputusan yang kompleks seperti manusia.
Penerapan AI melibatkan berbagai teknik, seperti machine learning (pembelajaran mesin), deep learning (pembelajaran dalam lapisan yang dalam), neural networks (jaringan saraf tiruan), natural language processing (pengolahan bahasa alami), computer vision (penglihatan komputer), dan sebagainya. AI memiliki potensi aplikasi yang luas, termasuk dalam bidang seperti pengenalan wajah, mobil otonom, pelayanan kesehatan, keuangan, pemasaran, manufaktur, dan banyak lagi.
Ada banyak teknologi yang termasuk dalam bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Beberapa di antaranya termasuk:
1. Mesin Pembelajaran (Machine Learning): Teknik yang memungkinkan komputer untuk belajar dari pengalaman dan data, tanpa diprogram secara eksplisit. Termasuk di dalamnya adalah algoritma pembelajaran supervisi, pembelajaran tak supervisi, pembelajaran penguatan, dan pembelajaran semi-terawasi.
2. Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Networks): Model matematis yang terinspirasi oleh cara kerja otak manusia, yang digunakan untuk memproses informasi dan mengenali pola dalam data.
3. Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing/NLP): Teknologi yang memungkinkan komputer untuk memahami, menganalisis, dan menghasilkan teks yang ditulis atau diucapkan oleh manusia.
4. Penglihatan Komputer (Computer Vision): Bidang yang berkaitan dengan kemampuan komputer untuk menginterpretasikan dan memahami visual dari dunia nyata, seperti pengenalan objek, pengenalan wajah, dan deteksi gerakan.
5. Robotika: Penggunaan AI dalam pengembangan robot untuk melakukan tugas-tugas fisik yang kompleks, seperti manipulasi objek, navigasi, dan interaksi sosial.
6. Kendaraan Otonom: Penggunaan teknologi AI dalam kendaraan untuk mengemudi sendiri tanpa perlu campur tangan manusia, seperti mobil otonom dan kendaraan tak berawak.
7. Sistem Rekomendasi: Algoritma yang menggunakan AI untuk memberikan rekomendasi kepada pengguna, seperti rekomendasi produk, rekomendasi konten, atau rekomendasi teman berdasarkan preferensi pengguna.
8. Internet of Things (IoT): Penggabungan perangkat fisik yang terhubung dengan jaringan untuk mengumpulkan, mengirimkan, dan menganalisis data secara otomatis, yang dapat dianalisis dan diambil keputusan menggunakan teknologi AI.
9. Chatbot: Program komputer yang menggunakan AI untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk chat atau percakapan, dan memberikan respon atau solusi atas pertanyaan atau masalah yang diajukan.
10. Penambangan Data (Data Mining): Teknik yang menggunakan AI untuk menggali pola-pola tersembunyi atau informasi berharga dari data besar yang tidak terstruktur.
11. Pengenalan Suara (Speech Recognition): Teknologi yang memungkinkan komputer untuk mengenali suara manusia dan mengubahnya menjadi teks yang dapat dipahami.
Itulah beberapa contoh teknologi AI yang banyak digunakan dan terus berkembang. Perkembangan dalam bidang AI terus berlangsung, dan berpotensi menghadirkan lebih banyak inovasi di masa depan.
Adapun aplikasi pembelajaran yg merupakan produk AI:
1. ChatGPT
Dirancang untuk berinteraksi dengan pengguna melalui percakapan/chat dalam bentuk teks dan memberikan respons yang tergantung pada input pengguna.
2. Curipod
Untuk membuat presentasi pembelajaran interaktif secara otomatis, mirip seperti mentimeter.
3. Quizizz
Untuk membuat kuis secara otomatis sesuai topik pembelajaran dan kelas/jenjang.
4. Autodraw
Untuk membuat gambar secara otomatis berdasarkan sketsa yang kita buat sebelumnya.
5. Duplichecker
Untuk mengecek plagiasi suatu tulisan, dan untuk mengecek tata bahasa (grammar).
6. Photomath
Untuk menjawab soal matematika melalui scan soal di kertas.
Kalau dianalogikan :
Google Search Engine : Pustakawan yang menandai dan memberi label pada tiap buku dan artikel yang ada di perpustakaan. anda minta carikan buku yang membahas A atau B. maka pustakawan tersebut mencarikan buku yang mengandung Informasi A atau B. (namun ia tak membacakan, apalagi merangkumkan)
ChatGPT : Guru Les Privat / kolega. yang kalau kita
bertanya, maka dia berusaha memberikan jawaban. termasuk langkah-langkah dan
saran. namun memang dia tidak menuasai perpustakaan seluas google.
Rabu, 12 April 2023
Lokakarya Pendidikan Anti-Korupsi
Pendidikan Anti-Korupsi Jenjang Pendidikan Dasar & Menengah
(Day 1)
Pendidikan Anti-Korupsi Jenjang Pendidikan Dasar & Menengah
(Day 2)
Senin, 10 April 2023
ANALYTICAL EXPOSITION & REPORT TEXT
Examples of Analytical Exposition and Report Texts
Sabtu, 08 April 2023
Kartini Digital
Perempuan Berdaya di Era Digital
Kesenjangan digital yang masih berbasis gender menjadi
tantangan bersama bagi semua pihak yang terlibat dalam media digital, terlebih
dialami oleh perempuan yang berada di wilayah pedesaan serta kelompok lanjut
usia.
Emansipasi wanita telah menunjukan arti dari keberadaan
perempuan bagi bangsa, negara maupun rumah tangga, bahwa dari aspek pendidikan,
jabatan, kedudukan dan kesuksesan, perempuan pun mempunyai hak atas semua itu.
Zaman boleh berubah, begitupun dengan cara pandang dan pola pikir perempuan
harus berubah yang penting tidak melanggar aturan yang berlaku baik secara
hukum negara maupun hukum agama. Tidak sedikit perempuan di era digital menjadi
pimpinan rapat secara daring, menjadi pengajar secara daring, menjadi pelatih
secara daring, hal ini dikarenakan perempuan masa kini telah setara dengan
lawan jenisnya baik secara pendidikan, jabatan, kedudukan. Sehingga kesuksesan
yang diraih oleh perempuan di Indonesia pun menjadi kebanggaan bagi dirinya
maupun keluarganya bahkan negaranya.
Digitalisasi merupakan tantangan yang harus dinikmati, karena teknologi informasi semakin canggih, perkembangan zaman semakin dinamis, maka dari itu perempuan pun harus memiliki pola fikir dan cara pandang yang realistis, namun tetap kreatif dan produktif. Jika kembali mengingat perjuangan R.A Kartini dalam emansipasi wanita, maka Kartini – Kartini di masa pandemi yang terbukti sudah beradaptasi dengan teknologi informasi. Perempuan adalah mahluk yang andal karena sangat situasional termasuk bisa beradaptasi di era digital. Bagi seorang perempuan, tiada tantangan yang harus ditakuti, namun setiap tantangan harus dihadapi dan dinikmati. Tantangan digital hanyalah sebagian dari perjalanan peradaban dunia, namun tetap harus dihadapi demi segala hal yang dicintai. Mendampingi anak-anak belajar daring, sekolah daring itu pun merupakan pencapaian yang tinggi bagi perempuan, karena yang dibutuhkan untuk melek teknologi adalah kemauan dan semangat tidak selalu di ukur oleh latar belakang pendidikan teknologi informasi. Adanya kemauan dan semangat dari hati, itu sudah menjadi modal bagi perempuan Indonesia yang andal dalam menghadapi era digital.
Tuhan telah menganugerahi perempuan Indonesia melalui R.A
Kartini dengan emansipasi wanitanya. Jika habis gelap terbitlah terang, maka
habis pandemi tetaplah melek teknologi informasi. Karena era digital akan terus
mengalami dinamika, tentunya semakin canggih. Maka dari itu, sudah seharusnya
perempuan di Indonesia hebat dalam berpola fikir, hebat dalam cara pandang,
menjadikan digital bukan suatu tantangan tapi perubahan era yang harus
dihadapi, dinikmati dan dijalani. Tetap menjadi perempuan yang
andal di segala kondisi yang situasional. Maka dari itu, sudah seharusnya
perempuan di Indonesia hebat dalam berpola fikir, hebat dalam cara pandang,
menjadikan digital bukan suatu tantangan tapi perubahan era yang harus
dihadapi, dinikmati dan dijalani.
-
LITERASI BALITAL II TP 2024/2025 Silakan klik judul berikut untuk melihat materi (bahan bacaan) KUMPULAN PUISI KUMPULAN CERPEN TUGAS: S...
-
LITERASI BALITAL III TP 2023/2024 Silakan baca pilihan artikel/berita berikut: 1. Seputar wisatawan di Bali 2. Keamanan menjelang pilpres...
-
LITERASI BALITAL I TP 2024/2025 Serba-Serbi IKN menuju Puncak Peringatan HUT ke-79 RI Silakan berselancar di dunia IKN (Ibu Kota Nusantar...