Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat-Nya, saya berada dalam keadaan sehat walafiat dan berhasil menuntaskan tantangan menulis selama 28 hari dalam ajang Lomba Blog PGRI. Ini adalah tulisan ke-28 yang sekaligus sebagai tulisan penutup dalam lomba ini.
Saya adalah pendatang baru di dunia blog dan bergabung dengan komunitas guru blogger setelah mengikuti lomba blog PGRI dalam menyambut hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa tahun 2020 lalu. Motivasi saya untuk merambah dunia blogging yakni ingin menguatkan slogan I Want To Be More Than A Teacher yang artinya saya ingin keluar dari rutinitas seorang guru dengan tidak melupakan beban dan tanggung jawab. Banyak harapan digantungkan pada slogan tersebut dan yang paling utama adalah saya ingin menampilkan sebuah prestasi melalui menulis. Sangat ingin rasanya mempersembahkan sesuatu melalui sebuah tulisan yang bisa dibagikan dan dinikmati oleh siapapun utamanya di komunitas saya sebagai seorang pendidik. Maka dari itu, saya mencoba memberanikan diri dengan segala tekad dan upaya untuk terjun ke dunia kepenulisan.
Seperti apa yang telah saya tulis pada artikel sebelumnya bahwa awal melejitnya kemauan saya untuk menulis yaitu ketika apa yang saya alami dan rasakan dituangkan dalam untaian kata yang indah dan rapi dalam bentuk puisi. Kumpulan puisi tersebut telah berhasil saya terbitkan menjadi sebuah buku sebagai rekam jejak tertulis pengalaman hidup saya. Dan itu tidak terlepas dari semangat dan dukungan kolega saya di sekolah untuk mulai menulis dan berkarya. Terlebih lagi, semenjak terjadi pandemi yang melumpuhkan sistem pendidikan dan memaksa dilaksanakannnya pembelajaran daring, saya mulai bereksplorasi di dunia maya khususnya mencari informasi-informasi terkait pengembanagan kompetensi menulis. Dan alhasil bisa menemukan sebuah pelatihan untuk membuat blog dan ketika selesai pelatihan, saya langsung ikutkan dalam ajang lomba blog serangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa 2020 lalu. Melalui lomba tersebut, saya mengenal sosok guru blogger ternama yang bernama Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd.
Wijaya Kusumah, S.Pd.,M.Pd yang sangat akrab dikenal Omjay adalah seorang guru TIK di SMP Labschool Jakarta. Diluar profesinya sebagai guru, beliau memiliki multi profesi seperti diantaranya seorang motivator, trainer, guru blogger Indonesia, founder KSGN, founder kelas menulis PGRI, pembicara seminar, praktisi ICT dan yang tidak kalah keren adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan puluhan buku. Beliau memiliki segudang prestasi yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah melahirkan puluhan karya dalam bentuk buku. Nah, pada tulisan pamungkas ini, saya ingin membahas sekilas tentang beliau karena berkat inspirasi dan motivasi beliau, saya sudah berada pada tahap ini yakni mulai berkomitmen dan konsisten dalam menulis. Saya akan mulai mengikuti ajakan beliau untuk menulis setiap hari dan membuktikan apa yang terjadi.
Dalam pertemuan pertama kelas menulis beliau, saya meringkas isi paparan beliau dan akan menjadi pedoman bagi saya dalam memulai kegiatan menulis. Belaiu memaparkan ada dua kunci utama yang menjadi pilar dalam menulis yakni rajin membaca dan langsung menulis. Menurut beliau tiada penulis yang tak rajin membaca. Itu merupakan proses dan ketika ide muncul menulislah langsung tanpa mengedit terlebih dahulu. Editlah tulisan setelah ide yang ada dalam otak sudah tersalurkan dengan baik melalui menulis. Beliau meyakinkan para penulis pemula untuk tidak ragu dan takut salah. Teruslah menulis, ungkapnya, karena otak, mata, dan bibir akan terlatih agar bersinergi dengan kedua tangan kita. Beliau mengungkapkan jika otak, mata, bibir, dan tangan sudah menjadi kesatuan, tulisan yang berkualitas akan tercipta sehingga bisa menarik minat pembaca.
Omjay mengajak kita untuk membudayakan kebiasaan menulis setiap hari dalam blog kita. Komitmen dan minat yang tinggi dalam menulis menjadi modal dasar untuk mewujudkan semua hal tersebut. Beliau menambahkan tulisan yang baik tidak serta merta sekali jadi, tetapi memerlukan proses editing. Maka dari itu, seorang penulis juga harus menguasai kemampuan editing jika tulisannya mau dibaca orang lain. Beliau menyarankan tulislah apa saja yang menarik hati dan tulislah apa saja yang kita kuasai. Jangan menuliskan apa yang tidak kita kuasai karena akan terasa hambar. Beliau mengingatkan agar menjadi penulis terkenal, hapus kata MALAS untuk mulai membiasakan membaca dan menulis dalam diri kita. Teruslah berlatih menulis sehingga memiliki jam terbang yang tinggi dalam menulis.Menulislah setiap hari dengan hati. Bila hati bertemu dengan hati, maka hati penulis dan pembaca akan menyatu. Intinya, kita harus punya komitmen yang tinggi untuk menulis setiap hari. Kalau tanpa niat dan komitmen yang kuat, niscaya impian untuk menjadi penulis akan sirna.
Akhir kata saya ucapkan, terima kasih buat Omjay yang telah berhasil menjadi inspirator dan motivator serta pegiat literasi untuk seluruh guru Indonesia yang belajar menulis temasuk saya. Semoga Omjay selalu dalam keadaan sehat untuk selalu bisa berkarya dan menebarkan semangat literasi kepada seluruh insan.
Penulis : Ni Made Wahyu Supraba Wathi, guru bahasa Inggris, SMA Negeri 1 Kubu, Karangasem, Bali.
aamiin ya robbal alamiin
BalasHapus